Jangan Sampai Salah Membeli Rumah Pertama! Simak Tips Berikut!


Pusing, bingung, dan galau, adalah segelintir perasaan yang lumrah menyelimuti pikiran para pencari rumah pertama. Akan tetapi sebenarnya rencana baik ini jangan dijadikan suatu masalah, sebab ada solusi tepat yang layak dijadikan bahan pertimbangan penting.

Adalah salah satunya menyimak Review Properti yang menyajikan ulasan lengkap seputar perumahan maupun apartemen baru yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia.

Selain rutin mengejar informasi seputar perumahan yang dibidik berikut juga tahap mengajukan kredit pembelian rumah, agar tidak salah dalam mengambil keputusan Anda juga dituntut untuk lebih berhati-hati dalam melangkah.

Berikut lima kesalahan yang paling sering dilakukan oleh pembeli rumah pertama.

1. Terlalu banyak menghabiskan uang


Sebelum tertarik untuk melakukan survey mengenai sebuah unit rumah, Anda harus mengetahui secara pasti bujet yang dimiliki. Anda bisa saja mencoba gadget kalkulator properti, namun cara ini hanya perhitungan kasar.


Setelah menemukan angka kasar untuk jumlah cicilan rumah yang akan diajukan, Anda harus menyesuaikan dengan kondisi keuangan saat ini. Hitung berapa banyak pengeluaran yang biasa dikeluarkan setiap bulannya.

Apakah selama ini Anda bisa membayar segala pengeluaran dengan baik, atau justru kesulitan? Selalu pilih rumah dengan jumlah cicilan di bawah jumlah estimasi yang disanggupi, agar tidak mengalami kesulitan di tengah proses cicilan.

2. Menghitung ayam sebelum pecah dari telurnya


Ketika hendak memperhitungkan berapa besar cicilan yang sanggup Anda bayar, jumlah tersebut harus sesuai dengan pendapatan saat ini. Selain itu, jumlah pendapatan gabungan Anda dan pasangan dihitung berdasarkan sumber pendapatan tetap.


Jangan menambah sumber pendapatan dari bonus atau memperkirakan kenaikan gaji di bulan depan. Cara ini dinilai lebih aman, karena Anda tidak pernah mengetahui keadaan keuangan Anda di tengah jalan nantinya.

3. Tidak Memperhitungkan Biaya Ekstra

Mungkin jika sebelumnya Anda menyewa rumah, biaya yang harus dikeluarkan hanya seputar uang kontrak setiap bulannya. Namun jika Anda hendak membeli rumah, uang muka dan jumlah cicilan per bulan hanyalah sebagian kecil yang harus dibayar.

Di sisi lain Anda harus memperhitungkan biaya asuransi dan pajak properti yang bervariasi sesuai dengan lokasi tempat tinggal. Jangan heran jika pengeluaran Anda akan membengkak setelah selesai akad jual beli.

4. Tidak Melibatkan Ahli Dalam Proses Survei


Di tengah proses pencarian rumah, Anda mungkin menemukan rumah yang terlihat menarik pada pandangan pertama. Namun setelah Anda masuk ke dalam interior untuk melakukan inspeksi, Anda bisa saja menemukan beberapa kekurangan yang terlihat.


Entah pekerjaan tukang borongan yang kurang rapi, atau situasi yang tidak sesuai dengan gambar.
Biasanya pemilik rumah tidak akan menyebutkan kekurangan yang dimiliki oleh unit propertinya, saat itulah peran ahli properti akan sangat penting. Para ahli ini bisa Anda dapatkan dari agen properti atau kolega yang telah berpengalaman di bidang properti.

5. Mudah percaya atau terlalu takut


Beberapa pembeli rumah pertama begitu mudah percaya dengan apa yang diucapkan oleh marketing developer atau pemilik rumah. Terlalu optimistis bisa menjadi sikap yang salah. Jangan berpikir bahwa rumah tersebut sangat ideal tanpa cacat sedikitpun.


Jika suatu hari nanti ditemukan beberapa masalah, Anda mungkin akan memandangnya sebagai sesuatu yang wajar, bahkan tidak sadar jika biaya renovasi tersebut menelan biaya yang cukup besar.
Di sisi lain, ada juga tipe pembeli yang mudah paranoid yang sulit diajak untuk bekerjasama. Mereka biasanya tidak percaya dengan harga pasaran yang telah ditawarkan oleh penjual.

Mereka meminta penawaran harga yang begitu rendah yang pada akhirnya justru membuat mereka merasa frustasi karena tidak mendapatkan rumah yang diinginkan.

Pada umumnya mereka juga tidak percaya dengan jasa agen properti dan justru mengandalkan dirinya sendiri untuk mencari properti, yang justru menambah beban tugas yang melelahkan.

Komentar